LUAS AREAL, PRODUKSI DAN JUMLAH PETANI PERKEBUNAN 2014

Sehubungan banyak nya permintaan data Luas Areal dan data Produksi Perkebunan di Kecamatan Sungai Kakap
Dengan ini saya upload data nya dengan harapan bisa mempermudah pencari data
Data ini di  buat pada tahun 2014 bersama teman2 petugas lapangan Perkebunan Kec. Sungai Kakap. Semoga Bermanfaat ...

CARA INPUT DATA SIMLUHTAN

CARA INPUT/MELIHAT/MEMERIKSA DATA BASE SIMLUHTAN

Maaf bukan menggurui kalau VALIDASI Kelompok mau VALID, sebelum memasukan data Cek Administrasi kelompok terutama BA tentang pembentukan kelompok / atau pun penyegaran kelompok yg di ttd Kades, cek juga sket/peta/KTP karena NIK nya di perlukan tanpa no NIK tdk bisa masuk datanya  ke data base simluh  …. saya jamin anda akan di tolak .... mari kita mulai saja pertama ......

  1. Masuk ke website SIMLUHTAN  
inah ini alamatnya https://app2.pertanian.go.id/simluh2014/ silahkan anda isi username dan password yang sudah anda dapat.


2. Masuk ke Hal. Awal

Pada saat anda sudah masuk ke halaman awal ini maka anda akan di sodorkan tampilan mengenai profil BP3K kalau belum ganti, karena skrg BP3K sdh banyak yang almarhum ada baiknya anda cek sudah benarkah data di  BP3K atau UPT anda? baru setelah itu silahkan langsung pilih pada bagian kiri halaman cari kata kelompok tani silahkan anda klik tulisan itu.


3. Masuk ke-hal.
 Kecamatan
Baik kita lanjut lagi ya bapak ibu penyuluh semua, setelah anda klik kata kelompok tani, maka berikutnya akan keluar tampilan seperti gambar di samping. Klik lah nama kecamatan tempat anda bekerja atau bahasa lainya WKPP. Maka anda akan masuk ke tampilan nama kelompok tani ini contoh nya terus masuk no 4




4. Masuk ke-hal. Kelompok Tani


Pada tampilan halaman di samping silahkan anda pilih silahkan cari nama kelompok tani yang anda maksud, kemudian cari pada bagian kanan halaman dan klik daftar kelompok tani 

5. Masuk ke-hal. Entri Data


Silahkan anda mengisi pada bagian Nama Anggota, No. KTP, Jenis Kelamin,Komoditas yang di usahakan, Volume (ha, ekor, unit) kemudian simpan

Selamat mencoba... Cece PPL wkpp  sungai Itik (admin abal2)… !!!! 
Mengukur dengan Google Earth

MENGUKUR LUAS SAWAH

Google Earth adalah salah satu pengembangan paling ambisius yang di buat Google. Peninjauan udara luar biasa ini di kembangkan oleh perusahaan 'Keyhole' anda bisa melihat seluruh dunia lewat gambar yang di ambil oleh satelit.
Google Earth menggunakan teknologi grafis 3D yang fantastis dan sambungan internet untuk menunjukkan pada pengguna bagian lain dari dunia, rumah mereka sendiri atau negara yang selalu ingin ia kunjungi tapi ia selalu tidak bisa.
Terlebih lagi, anda bisa merubah perspektif peta setiap saat jika anda ingin merubah sudut pandang atau untuk melihat gambar lebih realistis. Sebagai tambahan, jika piranti Android anda mengijinkannya, anda bisa melihat gambar 3D dari tempat paling simbolis dari kota - kota yang penting seperti Madris,New York atau New Delhi.
Salah satu fungsi yang paling berguna salah satunya adalah untuk menunjukkan jalan dan nama jalan pada desa yang anda pilih sehingga anda bisa menggunakan programnya sebagai peta jalan dan tuntunan untuk merencanakan perjalanan anda. Daftar restauran terkenal juga akan terlihat pada area tersebut.
Google Earth adalah sebuah aplikasi yang esensial yang secara normal terpasang pada piranti Android. Dan hal tersebut bagus karena memungkinkan kita untuk bepergian ke bagian yang lain dari dunia ini tanpa harus meninggalkan rumah kita.
Kali ini saya ingin berbagi cara melakukan pengukuran jarak pada Google Earth. Fitur ini sangat bermanfaat dan penggunaannya sangat luas. Salah satunya adalah pengukuran Luas sawah, menggunakan Google Earth atau Google Maps
Untuk mengetahui luas sawah yang akurat adalah langka awal dari penentuan perkiraan produksi setiap musim panen pada suatu daerah, yang selanjutnya secara nasional akan menentukan kebijakan dalam impor atau tidaknya beras dari luar negeri dalam rangka ketahan pangan.
Cara tradisional dalam menentukan luas sawah ialah dengan bertanya kepada setiap petani yang mengelola sawah sehingga diperoleh angka-angka seperti: 0,25 ha, 0,5 ha, 0,75 ha atau 1 ha. Angka ini tidaklah akurat karena angka perkiraan semata. Dan angka ini biasanya sudah ada pada RDKK kelompok tani.
Cara yang lebih akurat dengan mengambil angka luas sawah pada UPJA penyewaan handtraktor. Untuk mendapatkan data tersebut tentu harus bekerja sama dengan UPJA tetapi, tidak semua sawah diolah upja menggunakan traktor.
Cara yang paling mudah dan paling akurat adalah mengukur luas sawah melalui google maps. Google maps adalah peta permukaan bumi yang dikelola oleh situs Google yang dapat diakses melalui internet secara gratis.
Untuk mengetahui luas sawah dengan google maps ikutilah langka-langkah sebagai berikut:
1.     Bukalah situs Google Maps (https://www.google.co.id/maps/)  melalui web browser seperti firefox atau google chrome.
2.     Pilihlah mode satelit untuk penampakan muka bumi dari satelit. Lalu carilah lokasi sawah yang akan anda ukur. Untuk lebih akurat nya sebaik nya di dampingi ketua kelompok atau petani masing2 yg tanah ny akan kita ukur selanjut nya atur pembesaran maksimal atau sesuai dengan keperluan, serendah-rendahnya 1:5000.
3.     Buka program nya atau klik 2 kali pada ikon program nanti akan terbuka seperti tampilan dibawah ini :

Dalam contoh ini, saya akan mengukur luas sawah Bpk. Kartono anggota kelompok tani Abdi Tani di parit bujur Desa Sungai Itik Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya.
 Langkah-langkahnya adalah :
1. Perbesar atau zoom sampai menemukan letak sawah yg mau di ukur luas nya
Klik tombol “add Track” pada Tolbar bagian atas software. Pointer akan otomatis berubah bentuk menjadi kotak target.

2. Mucul jendela “Tracklkasih nama  lahan yg akan di Track contoh : Kartono.

3.  Klik di titik di satu titk sawah ke titik sawah lainya yg akan di ukur luas nya sehingga membentuk bidang luas seperti ini.

4. Bisa juga terjadi seperti ini tergantung masing2 batas sawah petani

5. Informasi luas sawah dan sudut yang dibentuk garis terhadap arah utarab sudah dapat dilihat selanjut nya kita warnai supaya terlihat jelas.caranya dengan menggunakan tab Polygon

6. Inilah hasilnya setelah di warnai sengaja saya memberi warna berbeda agar sesudah selesai pengukuran perkelompok tidak terjadi tumpang tindih

7. kalau kita memberi warna berbeda untuk setiap kelompok maka per WKPP akan terlihat seperti ini....hmmmm kaya nano2....

8.     Cara yang sama dapat dipakai untuk menghitung luas tambak, kebun, hutan dll.
di kutip dari berbagai sumber " SEMOGA BERMANFAAT "
by. Cece Lili Warlia PPL WKPP Sungai Itik

KATA BIJAK DARI SEORANG PETANI


Dahulu kala, ada seorang petani miskin memiliki seekor kuda putih yg sangat cantik & gagah.
Suatu hari, seorang saudagar kaya ingin membeli kuda itu &dan menawarkan harga yang sangat tinggi. Sayang si petani miskin itu tidak menjualnya. Teman-temannya menyayangkan dan mengejek dia karena tidak menjual kudanya itu.
Keesokan harinya, kuda itu hilang dari kandangnya. Maka teman-temannya berkata: "Sungguh jelek nasibmu, padahal kalau kemarin dijual, kamu pasti kaya. Sekarang kudamu sudah hilang," si petani miskin hanya diam saja.
Beberapa hari kemudian, kuda si petani kembali bersama lima ekor kuda lainnya. Lalu teman-temannya berkata: "Wah beruntung sekali nasibmu, ternyata kudamu membawa keberuntungan," si petani hanya diam saja.
Beberapa hari kemudian, anak si petani yang sedang melatih kuda-kuda baru mereka, terjatuh dan kakinya patah. Teman-temannya berkata: "Rupanya kuda-kuda itu membawa sial, lihat sekarng anakmu kakinya patah," si petani tetap diam tanpa komentar.
Seminggu kemudian terjadi peperangan di wilayah itu, semua anak muda di desa dipaksa untuk berperang, kecuali si anak petani karena tidak bisa berjalan. Teman-temannya mendatangi si petani sambil menangis: "Beruntung sekali nasibmu karena anakmu tidak ikut berperang, kami harus kehilangan anak-anak kami."
Si petani kemudian berkomentar: " Janganlah terlalu cepat membuat kesimpulan dengan mengatakan nasib baik atau jelek, semuanya adalah suatu rangkaian proses. Syukuri dan terima keadaan yang terjadi saat ini. Apa yang kelihatan baik hari ini belum tentu baik untuk hari esok. Apa yang buruk hari ini belum tentu buruk untuk hari esok."
"Tetapi yg PASTI,  Tuhan paling tahu yang terbaik buat kita.. Bagian kita adalah mengucap syukur dalam segala hal. Sebab itulah yang dikehendaki Tuhan di dalam hidup kita.” katanya.
Nah, Sob, bagaimana dengan kita? Apakah kita selalu gampang mengambil kesimpulanan terhadap takdir yang terjadi pada kita dan sekeliling kita? Mengatakan buruk apa yang kelihatan buruk bagi kita dan mengatakan baik apa yang kelihatan baik bagi kita?
Yakinlah bahwa apa yang ada pada kita kini adalah yang terbaik dari ALlah. Baik maupun buruk. So, syukuri aja, deh..!
*sumber: http://www.beritaunik.net/renungan/kata-bijak-dari-seorang-petani.html

TANAM PADI SISTEM JAJAR LEGOWO

Dalam upaya pencapaian target program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) pemerintah dalam hal ini Departemen Pertanian melalui Badan Pengembangan dan Penelitian telah banyak mengeluarkan rekomendasi untuk diaplikasikan oleh petani.

Dalam melaksanakan usaha tanam padi ada bebarapa hal yang menjadi tantangan salah satunya yaitu bagaimana upaya ataupun cara yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil produksi padi yang tinggi. Namun untuk mewujudkan upaya tersebut masih terkendala karena jika diperhatikan masih banyak petani yang belum mau melaksanakan anjuran sepenuhnya. Sebagai contoh dalam hal sistem tanam masih banyak petani yang bertanam tanpa jarak tanam yang beraturan. Padahal dengan pengaturan jarak tanam yang tepat dan teknik yang benar dalam hal ini adalah sistem tanam jajar legowo maka akan diperoleh efisiensi dan efektifitas pertanaman serta memudahkan tindakan kelanjutannya.
Istilah jajar legowo diambil dari bahasa jawa yang secara harfiah tersusun dari kata “lego (lega)” dan “dowo (panjang)” yang secara kebetulan sama dengan nama pejabat yang memperkenalkan cara tanam ini. Sistem tanam jajar legowo diperkenalkan pertama kali oleh seorang pejabat Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banjar Negara Provinsi Jawa Tengah yang bernama Bapak Legowo yang kemudian ditindak lanjuti oleh Departemen Pertanian melalui pengkajian dan penelitian sehingga menjadi suatu rekomendasi atau anjuran untuk diterapkan oleh petani dalam rangka meningkatkan produktivitas tanaman padi.
PENGERTIAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO
Prinsip dari sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi tanaman dengan mengatur jarak tanam sehingga pertanaman akan memiliki barisan tanaman yang diselingi oleh barisan kosong dimana jarak tanam pada barisan pinggir setengah kali jarak tanam antar barisan. Sistem tanam jajar legowo merupakan salah satu rekomendasi yang terdapat dalam paket anjuran Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT).
Sistem tanam jajar legowo juga merupakan suatu upaya memanipulasi lokasi pertanaman sehingga pertanaman akan memiliki jumlah tanaman pingir yang lebih banyak dengan adanya barisan kosong. Seperti diketahui bahwa tanaman padi yang berada dipinggir memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik dibanding tanaman padi yang berada di barisan tengah sehingga memberikan hasil produksi dan kualitas gabah yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena tanaman yang berada dipinggir akan memperoleh intensitas sinar matahari yang lebih banyak (efek tanaman pinggir). Adapun manfaat dan tujuan dari penerapan sistem tanam jajar legowo adalah sebagai berikut :
1. Menambah jumlah populasi tanaman padi sekitar 30 % yang diharapkan akan meningkatkan produksi baik secara makro maupun mikro.
2. Dengan adanya baris kosong akan mempermudah pelaksanaan pemeliharaan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit tanaman yaitu dilakukan melalui barisan kosong/lorong.
3. Mengurangi kemungkinan serangan hama dan penyakit terutama hama tikus. Pada lahan yang relatif terbuka hama tikus kurang suka tinggal di dalamnya dan dengan lahan yang relatif terbuka kelembaban juga akan menjadi lebih rendah sehingga perkembangan penyakit dapat ditekan.
4. Menghemat pupuk karena yang dipupuk hanya bagian tanaman dalam barisan.
5. Dengan menerapkan sistem tanam jajar legowo akan menambah kemungkinan barisan tanaman untuk mengalami efek tanaman pinggir dengan memanfaatkan sinar matahari secara optimal bagi tanaman yang berada pada barisan pinggir. Semakin banyak intensitas sinar matahari yang mengenai tanaman maka proses metabolisme terutama fotosintesis tanaman yang terjadi di daun akan semakin tinggi sehingga akan didapatkan kualitas tanaman yang baik ditinjau dari segi pertumbuhan dan hasil.

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO
Bersumber dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten bahwa modifikasi jarak tanam pada sistem tanam jajar legowo bisa dilakukan dengan melihat berbagai pertimbangan. Secara umum jarak tanam yang dipakai adalah 20 X 20 cm dan bisa dimodifikasi menjadi 22,5 X 22,55 cm atau 25 X 25 cm sesuai pertimbangan varietas padi yang akan ditanam atau tingkat kesuburan tanahnya. Jarak tanam untuk padi yang sejenis dengan varietas IR-64 seperti varietas ciherang cukup dengan jarak tanam 20 X 20 cm sedangkan untuk varietas padi yang memiliki penampilan lebat dan tinggi perlu diberi jarak tanam yang lebih lebar misalnya 22,5 sampai 25 cm. Demikian juga pada tanah yang kurang subur cukup digunakan jarak tanam 20 X 20 cm sedangkan pada tanah yang lebih subur perlu diberi jarak yang lebih lebar misal 22,5 cm atau pada tanah yang sangat subur jarak tanamnya bisa 25 X 25 cm. Pemilihan ukuran jarak tanam ini bertujuan agar mendapatkan hasil yang optimal.
Ada beberapa tipe cara tanam sistem jajar legowo yang secara umum dapat dilakukan yaitu ; tipe legowo (2 : 1), (3 : 1), (4 : 1), (5 : 1), (6 : 1) dan tipe lainnya yang sudah ada serta telah diaplikasikan oleh sebagian masyarakat petani di Indonesia. Namun berdasarkan penelitian yang dilakukan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian diketahui jika tipe sistem tanam jajar legowo terbaik dalam memberikan hasil produksi gabah tinggi adalah tipe jajar legowo (4:1) sedangkan dari tipe jajar legowo (2 : 1) dapat diterapkan untuk mendapatkan bulir gabah berkualitas benih.
Jajar legowo (2 : 1) adalah cara tanam padi dimana setiap dua baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari jarak tanaman antar baris sedangkan jarak tanaman dalam barisan adalah setengah kali jarak tanam antar barisan. Dengan demikian jarak tanam pada sistem jajar legowo (2 : 1) adalah 20 cm (antar barisan) X 10 cm (barisan pinggir) X 40 cm (barisan kosong).
Dengan sistem jajar legowo (2 : 1) seluruh tanaman dikondisikan seolah-olah menjadi tanaman pinggir. Penerapan sistem jajar legowo (2 : 1) dapat meningkatkan produksi padi dengan gabah kualitas benih dimana sistem jajar legowo seperti ini sering dijumpai pada pertanaman untuk tujuan penangkaran atau produksi benih. Untuk lebih jelasnya tentang cara tanam jajar legowo (2 : 1) dapat dilihat melalui gambar di bawah ini.
sistem tanam jajar legowo (2 : 1)
Jajar legowo (3 : 1) adalah cara tanam padi dimana setiap tiga baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari jarak tanaman antar barisan. Modifikasi tanaman pinggir dilakukan pada baris tanaman ke-1 dan ke-3 yang diharapkan dapat diperoleh hasil tinggi dari adanya efek tanaman pinggir. Prinsip penambahan jumlah populasi tanaman dilakukan dengan cara menanam pada setiap barisan pinggir (baris ke-1 dan ke-3) dengan jarak tanam setengah dari jarak tanam antar barisan.
Dengan demikian jarak tanam pada sistem jajar legowo (3 : 1) adalah 20 cm (antar barisan dan pada barisan tengah) X 10 cm (barisan pinggir) X 40 cm (barisan kosong) yang lebih jelasnya dapat dilihat melalui gambar di bawah ini.
sistem tanam jajar legowo (3 : 1)
Jajar legowo (4 : 1) adalah cara tanam padi dimana setiap empat baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari jarak tanaman antar barisan. Dengan sistem legowo seperti ini maka setiap baris tanaman ke-1 dan ke-4 akan termodifikasi menjadi tanaman pinggir yang diharapkan dapat diperoleh hasil tinggi dari adanya efek tanaman pinggir. Prinsip penambahan jumlah populasi tanaman dilakukan dengan cara menanam pada setiap barisan pinggir (baris ke-1 dan ke-4) dengan jarak tanam setengah dari jarak tanam antar barisan.
Dengan demikian jarak tanam pada sistem jajar legowo (4 : 1) adalah 20 cm (antar barisan dan pada barisan tengah) X 10 cm (barisan pinggir) X 40 cm (barisan kosong) yang lebih jelasnya dapat dilihat melalui gambar di bawah ini.
sistem tanam jajar legowo (4 : 1)
Seperti telah diuraikan di atas bahwa prinsip dari sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan jumlah populasi tanaman dengan pengaturan jarak tanam. Adapun jumlah peningkatan populasi tanaman dengan penerapan sistem tanam jajar legowo ini dapat kita ketahui dengan rumus : 100 % X 1 / (1 + jumlah legowo).
Dengan demikian untuk masing-masing tipe sistem tanam jajar legowo dapat kita hitung penambahan/peningkatan populasinya sebagai berikut ;
Jajar legowo (2 : 1) peningkatan populasinya adalah 100 % X 1(1 + 2) = 30 %
Jajar legowo (3 : 1) peningkatan populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 3) = 25 %
Jajar legowo (4 : 1) peningkatan populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 4) = 20 %
Jajar legowo (5 : 1) peningkatan populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 5) = 16,6 %
Jajar legowo (6 : 1) peningkatan populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 6) = 14,29 %
Tipe sistem tanam jajar legowo (4 : 1) dipilih sebagai anjuran kepada petani untuk diterapkan dalam rangka peningkatan produksi padi karena berdasarkan hasil penilitian yang telah dilakukan dengan melihat serta mempertimbangkan tingkat efisiensi dan efektifitas biaya produksi dalam penggunaan pupuk dan benih serta pengaruhnya terhadap hasil produksi tanaman padi.
Sistem tanam jajar legowo memang telah terbukti dapat meningkatkan produksi padi secara signifikan meskipun masih terdapat beberapa hal yang mungkin lebih tepat disebut sebagai “konsekuensi untuk mendapatkan hasil produksi yang lebih tinggi” dibanding disebut sebagai “kelemahan atau kekurangan” dari sistem tanam jajar legowo. Beberapa hal ini diantaranya adalah ;
1. Sistem tanam jajar legowo akan membutuhkan tenaga dan waktu tanam yang lebih banyak.
2. Sistem tanam jajar legowo juga akan membutuhkan benih dan bibit lebih banyak karena adanya penambahan populasi.
3. Pada baris kosong jajar legowo biasanya akan ditumbuhi lebih banyak rumput/gulma.
4. Sistem tanam jajar legowo yang diterapkan pada lahan yang kurang subur akan meningkatkan jumlah penggunaan pupuk tetapi masih dalam tingkat signifikasi yang rendah.
5. Dengan membutuhkan waktu, tenaga dan kebutuhan benih yang lebih banyak maka membutuhkan biaya yang lebih banyak juga dibandingkan dengan budi daya tanpa menggunakan sistem tanam jajar legowo.
Dengan budi daya padi sesuai rekomendasi atau anjuran yang tepat dalam hal ini pengelolaan tanaman terpadu (PTT) maka semua hal diatas dapat tertutupi dari hasil produksi yang didapatkan sehingga ditinjau dari faktor penambahan tenaga kerja dan biaya produksi tidak akan berpengaruh dan tetap lebih menguntungkan dibandingkan tanpa menerapkan sistem tanam jajar legowo.
Sebagai tambahan bahwa penerapan sistem tanam jajar legowo akan memberikan hasil maksimal dengan memperhatikan arah barisan tanaman dan arah datangnya sinar matahari. Lajur barisan tanaman dibuat menghadap arah matahari terbit agar seluruh barisan tanaman pinggir dapat memperoleh intensitas sinar matahari yang optimum dengan demikian tidak ada barisan tanaman terutama tanaman pinggir yang terhalangi oleh tanaman lain dalam mendapatkan sinar matahari.
Demikian sedikit yang bisa diuraikan tentang sistem tanam jajar legowo semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak. Saran dan kritik sangat diharapkan untuk memperbaiki dan mengembangkan tulisan ini sehingga didapatkan daya manfaat yang lebih besar.
http://sekarmadjapahit.wordpress.com/2012/01/30/tanam-padi-sistem-jajar-legowo/

BUDIDAYA PADI DI LAHAN PASANG SURUT

Budidaya padi di lahan pasang surut memerlukan teknologi dan sarana produksi yang spesifik karena kondisi lahan dan lingkungan tumbuhnya tidak sama dengan sawah irigasi. Lahan pasang surut berbeda dengan lahan irigasi atau lahan kering yang sudah dikenal masyarakat. Perbedaanya menyangkut kesuburan tanah, ketersediaan air dan teknik pengelolaannya.
Pengelolaan tanah dan air ini merupakan kunci keberhasilan usaha tani di lahan pasang surut. Dengan upaya yang sungguh-sungguh lahan pasang surut ini dapat bermanfaat bagi petani dan masyarakat luas.
Beberapa kendala ditemui di lahan pasang surut seperti kendala fisik (rendahnya kesuburan tanah, pH tanah dan adanya zat beracun Fe dan Al), kendala biologi (hama dan penyakit) dan kendala sosial ekonomi (keterbatasan modal dan tenaga kerja). Dengan melihat kendala yang ada, maka dalam penerapannya memerlukan tindakan yang spesifik agar dapat memberikan hasil yang optimal.
Adapun tujuan dari pengelolaan lahan adalah untuk mengatur pemanfaatan sumber daya lahan secara optimal, mendapatkan hasil maksimal dan mempertahankan kelestarian sumber daya lahan itu sendiri.
Untuk memperoleh hasil yang optimal dalam budi daya padi di lahan pasang surut beberapa hal sangat penting untuk diperhatikan dan sangat dianjurkan yaitu :

1. KOMPONEN TEKNOLOGI PTT
Komponen PTT yang sangat direkomendasikan dalam budidaya padi di lahan pasang surut meliputi :
a. Komponen utama ; terdiri dari varietas unggul yang sesuai dengan karakteristik lahan, lingkungan setempat, rasa nasi dan sesuai dengan permintaan pasar, benih bermutu dan berlabel, penggunaan pupuk organik, pengaturan populasi tanaman (legowo) 2 :1 atau 4 : 1, pemupukan berdasarkan status hara P dan K dengan PUTS/PUTR dan urea berdasarkan BWD, pengendalian hama dan penyakit secara terpadu serta tata air mikro.
b. Komponen pilihan ; terdiri dari pengolahan lahan sesuai lahan, penanaman bibit muda (< 21 HSS), tanam 1 – 3 batang/lubang, penyiangan gulma serta panen dan gabah segera dirontok.
2. PENYIAPAN LAHAN
Lahan pasang surut lebih beragam dibanding lahan sawah irigasi oleh karena itu penyiapan lahannya juga berbeda. Penyiapan lahan bisa dilakukan dengan TOT (tanpa olah tanah) dan traktor.
Penyiapan lahan dengan tanpa olah tanah (TOT) dapat dilakukan pada lahan gambut atau lahan sulfat masam yang memiliki lapisan pirit 0 – 30 cm dari permukaan tanah. Sedangkan penyiapan lahan dengan traktor dapat dilakukan pada lahan-lahan potensial yang memiliki lapisan pirit atau beracun lebih dari 30 cm dari pemukaan tanah.
3. VARIETAS UNGGUL
Varietas unggul merupakan salah satu komponen yang nyata dalam meningkatkan produksi tanaman dan dapat diadopsi dengan cepat oleh petani. Banyak varieatas unggul lahan pasang surut yang telah dikeluarkan oleh badan litbang pertanian sehingga petani dapat memilih benih yang disukai dan sesuai dengan kondisi setempat.

4. BENIH BERMUTU
Penggunaan benih bermutu sangat dianjurkan karena akan menghasilkan bibit yang sehat dan akar yang banyak, perkecambahan dan pertumbuhan yang seragam, saat bibit dipindah tanam lebih cepat tumbuh dan akan menghasilkan produksi tinggi.
Untuk memperoleh benih yang baik dapat dilakukan dengan merendam pada air larutan garam 2 – 3 % atau larutan Za dengan perbandingan 20 gram Za/liter air. Dapat juga menggunakan garam dengan indikator telur yang semula berada di dasar air setelah diberi garam telur terangkat ke permukaan. Benih yang digunakan hanya benih yang tenggelam dan yang mengapung dibuang. Setelah diangkat benih perlu dibilas dengan air agar garam tercuci.
Pada daerah yang sering terserang penggerek batang dianjurkan melakukan perlakuan benih menggunakan pestisida berbahan aktif fipronil.
Benih bermutu ditandai dengan sertifikat/label, memiliki daya tumbuh >90 % dan tidak tercampur dengan jenis padi atau biji tanaman lain.
5. PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK
Bahan organik bermanfaat untuk memperbaiki kesuburan, kimia dan biologi tanah. Bahan ini dapat berupa kotoran hewan (pupuk kandang), sisa tanaman, pupuk hijau dan kompos sebanyak 5 ton/ha.

6. PERSEMAIANJika tanpa olah tanah persemaian dapat dilakukan dengan persemaian kering dimana benih langsung disemai tanpa direndam dulu. Setelah disemai tutupi dengan tanah halus atau abu sekam.
Jika tanah diolah persemaian dapat dilakukan dengan persemaian basah. Buat bedengan berlumpur di sawah dengan lebar 1 – 1,2 meter dan panjangnya 10 – 20 meter, tambahkan bahan organik atau sekam sebanyak 2 kg per meter persegi. Persemaian dipagar plastik untuk mencegah serangan hama tikus, selain itu persemaian dipupuk urea 20 – 40 gram/meter persegi.
7. PENANAMAN
Pelaksanaan penanaman dilakukan dengan menggunakan bibit muda (< 21 HSS) karena dengan bibit muda akan memiliki kelebihan dimana bibit akan cepat pulih kembali karena adaptasi lingkungannya relatif tinggi, akar akan lebih kuat dan dalam, tanaman akan menghasilkan anakan lebih banyak, tanaman lebih tahan rebah dan kekeringan serta lebih efektif dalam pemanfaatan hara.
Tanam 1 – 3 batang perlubang agar tidak terjadi kompetensi yang tinggi dalam pemanfaatan hara antar bibit dalam satu rumpun. Pada lahan pasang surut dengan tipe luapan A dan pada wilayah endemik keong mas disarankan tidak menggunakan bibit muda.
Lakukan pengaturan populasi tanaman dengan sistem jajar legowo. Sistem ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan populasi tanaman dan cukup efektif untuk mengurangi keong mas dan tikus. Jajar legowo adalah pengosongan satu baris tanaman setiap dua baris (legowo 2 : 1) atau empat baris (legowo 4 : 1) dan tanaman dalam barisan dirapatkan.
Sistem tanam jajar legowo memiliki keuntungan dimana semua barisan rumpun tanaman berada pada sisi pinggir yang biasanya memberikan hasil lebih tinggi (efek tanaman pinggir), pengendalian hama, penyakit dan gulma menjadi lebih mudah dilakukan, menyediakan ruang kosong untuk pengaturan air, saluran pengumpul keong, menekan tingkat keracunan besi dan penggunaan pupuk lebih berdaya guna.
8. PEMUPUKAN
Pemupukan urea dilakukan dengan bantuan Bagan Warna Daun (BWD) sedangkan pemupukan P dan K berdasarkan peta status hara P dan K atau hasil analisa tanah dengan menggunakan perangkat uji tanahsawah (PUTS) atau perangkat uji tanah rawa (PUTR).
Pemupukan urea pertama pada umur 7 – 10 hari setelah tanam (HST) dengan dosis 50 – 70 kg/ha. Pemupukan urea susulan dilakukan dengan bantuan BWD yang didasarkan pada kebutuhan riil tanaman yaitu 10 hari setelah pemupukan dasar dan diulang setiap 10 hari sekali sampai umur 40 HST atau interval waktu yaitu pada umur 25 – 28 HST dan 38 – 42 HST.
Pemupukan Sp 36 dan KCl diberikan bersamaan dengan pemupukan urea pertama seluruhnya kecuali jika dosis pupuk K 100 kg/ha atau lebih dapat diberikan dua kali yaitu setengah bagian bersamaan dengan pemupukan urea pertama dan setengah bagian lagi pada umur 40 HST.
Metode diatas sudah melewati kajian yang dilakukan di lahan sawah pasang surut wilayah Kalimantan Barat dengan menggunakan benih varietas unggul inpara 1, 2 dan 3. Produksi yang dapat dicapai 5 – 6 ton/ha. Kesimpulannya bahwa dengan pengelolaan tanah, air dan pengunaan varietas unggul yang tepat maka usaha tani di lahan pasang surut dapat memberikan hasil produksi yang optimal.
Varietas padi lahan pasang surut yang memiliki rasa pulen diantaranya inpara 2, lambur dan mendawak.

Sumber : Sari Nurita, Ir., Penyuluh BPTP Kalimantan Barat, Ratmini Sri, dkk., Pengelolaan Tanah dan Air di Lahan Pasang Surut