PELATIHAN PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS HASIL DAN MUTU PERKEBUNAN

PELATIHAN PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS
HASIL DAN MUTU PERKEBUNAN
( 25 Juli 2011 )

                  Peningkatan produksi dan produktifitas hasil dan mutu Perkebunan tidak terlepas dari kemampuan Sumber Daya Manusia ( SDM ), dalam hal ini petani/ kelompok tani sebagai pelaku yang berhadapan langsung dengan kegiatan budidaya perkebunan.    
Untuk mencapai upaya tersebut harus dibarengi dengan adanya peningkatan / penambahan pengetahuan dan keterampilan petani dari berbagai aspek, melalui bimbingan dan pelatihan yang diberikan oleh petugas lapangan maupun oleh lembaga terkait.
                  Sejalan dengan pemikiran tersebut, melalui Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Ketuhanan ( BP4K ) Kabupaten Kubu Raya telah mengadakan Pelatihan Peningkatan produksi dan produktifitas hasil dan mutu Perkebunan yang dilaksanakan oleh Sub Bidang Penyuluhan Perkebunan BP4K Kabupaten Kubu Raya.
                  Secara umum  pelatihan Peningkatan produksi dan produktifitas hasil dan mutu Perkebunan yang disampaikan berkaitan dengan  budidaya  tanaman kelapa dan secara khusus pesertanya adalah petani / kelompok tani, pembuat  gula kelapa / gula merah yang berada di Desa Punggur Besar, kecamatan Sungai Kakap.
Dengan dilaksanakannya pelatihan adalah untuk memberikan dorongan kepada petani / kelompok tani pembuat gula kelapa agar membentuk suatu wadah organisasi kelompok tani pembuat gula kelapa dan dengan terorganisirnya sebuah usaha yang dikelola secara kooperatif, akan dapat meningkatkan produksi dan produktifitas hasil serta mutu yang terkendali sehingga dapat memperbaiki nilai jual dari produk yang dihasilkan, sebagai output dari hasil latihan tersebut.


Penyelenggara  : Ir. Sumadi
Pelatih               : Suherman
Petugas             : Jiji Ishak, Lili ES, Cece LW
Di Post kan by  : Cece Lili Warlia / 21 Sept 2011

GAMBAR
PELATIHAN PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS
HASIL DAN MUTU PERKEBUNAN









KELAPA Ohhhhhhhhhhhhhh kelapa ?????


banyak sekali kegunaan kelapa ....
dari akar sampai ujung daun dapat di fungsikan...
Populasi tanaman kelapa Indonesia adalah yang terbesar di dunia, pohon kelapa tumbuh sekitar 3 juta hektar di Indonesia atau 31% dari total pohon kelapa dunia. Dari sini seharusnya Indonesia bisa menguasai produk berbahan dasar kelapa, misalnya produk minyak kelapa ,sabut,  tempurung, dll.
Saat ini untuk produksi sabut kelapa, Indonesia masih kalah dari India dan Filipina. Efisiensi produksi sabut India mencapai 50% lebih ,sementara Indonesia baru 10%. Untuk sabut kelapa, India dan Srilangka lah yang mengasai pasar dunia, sedangkan minyak kelapa masih didominasi oleh Filipina. Semua produk dan bahan baku kelapa sebenarnya sangat berpotensi besar, baik di pasar lokal maupun Internasional. Hampir semua bagian buah dan pohon kelapa bisa dimanfaatkan .
Beberapa bagian dari tanaman kelapa yang bisa dimanfaatkan untuk produk bernilai ekonomi sbb :
batang pohon kelapa
1.Batang Pohon Kelapa
Batang pohon kelapa selain dimanfaatkan sebagai kayu ,bisa pula dijadikan sebagai handikraft ,seperti misalnya pembuatan bahan cover Laptop ,notebook, dan bisa pula untuk bahan kerajinan seperti misalnya  sendok, sumpit , nampan dan beberapa perkakas rumah lainnya .
2. Batang Lidi kelapa
Lidi dan daun kelapa bisa dijadikan sapu,tempat tisu dan tas etnik dll.
3. Daun kelapa :
Daun kelapa bisa digunakan untuk pembungkus ketupat dan bahan kerajinan, serta untuk atap rumah.


4. Tempurung Kelapa
Tempurung kelapa bisa dijadikan berbagai produk ,seperti misalnya : arang untuk membuat karbon aktif (berguna untuk mengoperasikan kipas, filter air, briket, asap cair dan lainnya. Briket termpurung kelapa memiliki kalor yang tinggi dan menghasilkan panas yang bagus, sehingga briket cocok untuk industri makanan, dan industri-industri lainnya yang memerlukan pemanasan pada proses produksinya. Sedangkan tempurung yang digunakan untuk menghasilkan asap cair bisa digunakan untuk penqawetan makanan, ikandan desinfektan.Beberapa pengrajin mam;pu menyulap tempurung atau batok kelapa menjadi barang bermanfaat, seperti misalnya centong, dompet,sendok,mainan anak-anak, dll.


5. Sabut Kelapa
Produk berbahan sabut kelapa yang disebut cocopeat bisa digunakan sebagai media tanam dan media ternak cacing karena bisa menahan serapan air. Limbah cocopeat berupa serbuk kasar juga bisa digunakan sebagai bahan bakar Industri pembuatan batu bata dan tahu. Selain untuk cocopeat, serabut kelapa juga bisa digunakan sebagai bahan baku cocofiber yang digunakan untuk bahan pembuat matras, pengisi jok pesawat, jok mobil, kasur pegas, sikat, tali , filter, sebagai penahan erosi pada lereng pegunungan ataupun daerah pantai, untuk peredam suara . Cocofiber dapat digunakan juga untuk membuat cocopot yaitu pot berbahan sabut kelapa yang bisa digunakan sebagai media tanam alami . Sabut Kelapa juga dijadikan salah satu komponen dalam pembuatan briket


6. Daging buah kelapa
Pada bagian daging buah kelapa bisa untuk minyak kelapa, nata de coco, santan dan juga sebagai bahan minuman dan Iain-lainnya. Produk berupa minyak kelapa, yang diisukan sebagai minyak jahat atau minyak kampung, ternyata hanya propaganda pasar barat yang notabene mereka ingin melindungi pasar minyak kedelainya . Banyak ilmuwan yang menyatakan bahwa minyak Kelapa jauh Lebih sehat dari minyak manapun , baik untuk kosmetik maupun konsumsi.


7. Air Kelapa 
air kelapa muda sering dimanfaatkan sebagai obata-obatan tradisional dan kecantkan ,,karena mengandung vitamin c ,asam nikotinat,asam folat,dll
air kelapa juga merupakan minuman sumber oksien karena dapat menambah ion-ion yang hilang pada tubuh saat sedang berkeringat.

 peluang usaha ini juga sudah di jalankan oleh seorang pengusaha di kota Yogyakarta ..,,,

       Beliau mengatakan Bahkan, permintaan hasil kerajinan kayu kelapa, seperti pelengkap perkakas rumah tangga naik sejak tiga tahun belakangan. Menurut perajin sekaligus penjual kerajinan dari kayu kelapa di Yogyakarta, Riadina, pesanan asbak, nampan, mangkuk, lampion lampu, hingga gazebo makin diminati masyarakat. "Sejak saya mempromosikan barang kerajinan kayu kelapa lewat internet, pesanan meningkat hingga 50%," tutur pemilik situs www.joglohandycraft.wordpress ini.







Letusan Gunung Merapi pun tak menyurutkan permintaan. "Pesanan selalu datang, tak ada pembatalan. Hanya, saya mengalami kesulitan dalam pengiriman," ungkap Riadina.

Tekstur kayu kelapa yang kasar serta serat yang unik, justru disukai pembeli. Kesan alami dan ramah lingkungan begitu terlihat dalam bermacam produk kerajinan itu.

Apalagi, kayu kelapa juga dikenal bandel. Kayu ini antirayap dan tahan dalam segala kondisi cuaca atau tak gampang memuai.

Selain itu, furnitur berbahan kayu kelapa masih memiliki kesan eksklusif lantaran belum banyak pemakaiannya sebagai kerajinan. Segala kualitas yang dimiliki pohon kelapa telah menjadikan kayu kelapa layak dijadikan bahan baku kerajinan. "Dibandingkan dengan kerajinan yang terbuat dari kayu lain, kayu kelapa jelas lebih aman karena penggunaan bahan kimianya tidak terlalu banyak. Hanya terdapat di catnya saja," jelas Budiyana, pemilik Jingga Craft yang memiliki galeri di Meruya, Jakarta.Untuk mendapatkan hasil kerajinan kayu kelapa yang bagus dan sesuai dengan model yang diharapkan, Riadina bilang, ia harus memilih kayu kelapa yang benar-benar kering. Jika basah sedikit saja, ia langsung menjemurnya. Kayu yang benar-benar kering untuk menghindari barang kerajinan nantinya tak mudah retak. Selain itu, ketika proses pewarnaan, catnya bisa lebih merata. Supaya terlihat indah, Budiyana pun melapisi cat furniturnya hingga tiga kali. Sebelumnya, ia memastikan dulu, barang-barang kerajinan atau furnitur itu benar-benar halus. Untuk menjaring lebih banyak pelanggan, Budiyana yang mengawali bisnis kerajinan kayu kelapa dari hobi, juga memberikan garansi selama tiga tahun, jika ada keretakan atau mengalami kerusakan yang berasal dari pengelolaan barang yang tidak teliti.

Di galerinya, Budiyana lebih banyak menjual pot scaping batok kelapa motif batik. Harganya, Rp 150.000-Rp 400.000 per unit.

Di showroom Riadina, kerajinan lampu menjadi pesanan favorit. Ia menyediakan tiga model lampu, yakni wall lamp silinder atau kotak, kemudianball tample lamp, dan floor tample lamp. "Bentuknya unik dengan serat bergaris pendek, ini menjadi ciri khas dari produk kami," ujar Riadina yang menjual lampu itu Rp 80.000-Rp 1,5 juta per unit. 

Belakangan, pesanan nampan dan mangkok juga makin banyak. Harga kedua barang ini berkisar Rp 18.000 hingga Rp 45.000 per unit. Berkat pesanan yang terus mengalir, pendapatan Radina pun melonjak. Kini, setiap bulan, dia bisa meraih omzet Rp 50 juta per bulan.

dan semoga informasi ini bermanfaat dan memberika inspirasi untuk membuka usaha... dari alam yang lainnya...

 SUMBER :http://peluangusaha.kontan.co.id/v2/read/peluangusaha/53473/Kerajinan-dari-kayu-kelapa-tengah-naik-daun-
 http://www.bahrul-ulum.com/peluang-usaha-kelapa

PENYADAPAN


PENYADAPAN TANAMAN KARET

Sistim penyadapan karet hendaknya mampu menghasilkan lateks yang banyak, biayanya rendah, dan tidak menganggu kesinambungan produksi tanaman. Oleh karena itu pelaksanaan penyadapan harus mengikuti aturan atau norma yang benar.

Tanaman mulai disadap pada umur 5-6 tahun atau matang sadap bila lilit batangnya minimal 45 cm, dan bila 60% tanaman telah matang sadap. Penyadapan dapat dilakukan selama 25--35 tahun. Sebelum disadap, kulit karet harus dibersihkan terlebih dahulu agar tidak terjadi pengotoran lateks. Tebal irisan sadap yang dianjurkan 1,5--2 mm. Sebaiknya, kedalaman sadap sedalam mungkin, tetapi tidak menyentuh kambium. Kedalaman yang dianjurkan 1--1,5 mm dari lapisan kambium. Penyadapan dilakukan pada pagi hari antara pukul 05.00-06.00, sedangkan pengumpulan lateks dilaksanakan antara pukul 08.00--10.00.

Alat
Alat-alat yang dibutuhkan dalam peng¬gambaran bidang sadap adalah mal sadap dan pisau mal. Mal sadap berupa sepotong kayu sepanjang 130 cm yang pada ujung¬nya dilengkapi plat seng selebar 6 cm dan panjangnya 50 - 60 cm; Plat seng dipakukan pada ujung kayu dengan posisi membentuk sudut 120 - 135 derajat. Pisau Mal terbuat dari besi berujung runcing dan bertangkai. Alat ini digunakan untuk menoreh kulit pada bidang sadap.
Arah dan Sudut Kemiringan Irisan Sadap
lrisan sadap diharapkan dapat memotong pembuluh lateks sebanyak mungkin agar lateks yang keluar maksimal. Posisi pembuluh lateks pada umumnya tidak sejajar dengan batang tanaman tetapi agak miring dari kanan atas ke kiri bawah. Agar pembuluh yang terpotong maksimum jumlahnya, arah irisan sadap harus dari kiri atas ke kanan bawah tegak lurus terhadap pembuluh lateks.

Sudut kemiringan irisan sadap berpengaruh terhadap produksi. Sudut kemiringan yang paling balk berkisar antara 30-40 derajat terhadap bidang datar untuk bidang sadap bawah. Pada penyadapan bidang sadap atas, sudut kemiringannya dianjurkan sebesar 45 derajat.

Pemasangan Talang dan Mangkuk Sadap
Talang dan mangkuk sadap dipasang setelah bidang sadap selesai digambar. Pemasangannya diletakkan di bawah ujung irisan sadap bagian bawah. Mangkuk sadap umumnya terbuat dari tanah liat, plastik atau alumunium. Mangkuk sadap dipasang pada jarak 15 cm - 20 cm di bawah talang sadap. 
Mangkuk sadap diletakkan di atas cincin mangkuk yang diikat dengan tali cincin pada pohon. Tali cincin terbuat dari ijuk atau bahan lainnya, sedangkan cincin mangkuk terbuat dari kawat.
Kulit pulihan disadap kembali setelah sembilan tahun untuk kulit pulihan pertama dan setelah delapan tahun untuk kulit pulihan kedua. Penentuan layak ¬tidaknya kulit pulihan disadap kembali, ditentukan oleh tebal kulit pulihan, minimun telah mencapai 7 mm.

Kedalaman Irisan Sadap
Selama penyadapan, kerusakan kambium yang terletak di antara kulit dan kayu selama penyadapan tidak boleh terjadi. 
Pengirisan kulit dilakukan dengan pisau sadap. Ada dua jenis pisau sadap yang biasa digunakan yaitu pisau sadap tarik dan pisau sadap dorong. Pisau sadap tarik digunakan untuk melakukan penyadapan pada bidang sadap bawah (mulai dari ketinggian 130 cm sampai ke kaki gajah), dengan arah sadapan ke bawah. Sementara itu pisau sadap dorong dianjurkan untuk penyadapan pada bidang sadap atas (mulai dari ketinggian 130 cm sampai dengan 260 cm), dengan arah gerak sadapan ke atas.

Kedalaman penyadapan diukur deng¬an menggunakan alas sigmat atau paku yang dipipihkan. Alat sigmat harganya mahal dan agak sulit diperoleh, sehingga untuk petani dianjurkan menggu¬nakan paku yang dipipihkan. Ujung paku yang dipipihkan mem¬punyai lekukan yang dalamnya pada satu sisi 1 mm dan pada sisi lainnya 1,5 mm.
Hasil sadapan (lateks) yang berada di mangkok sadap dituangkan ke dalam ember aluminium bersih bertutup. Kontak dengan udara menyebabkan lateks berkoagulasi (menggumpal). Pada perkebunan besar, lateks dalam ember dikumpulkan ke dalam tangki dan dibawa ke pengolahan dengan truk. Untuk mencegah koagulasi, perlu ditambahkan zat antikoagulan. Harus dipertimbangkan. antikoagulan ini akan diberikan di kebun atau di pabrik waktu pengolahan. Semuanya tergantung dari penyebab koagulasi, misalnya cuaca yang kurang baik. Jenis antikoagulan yang umum digunakan di kebun adalah amoniak 2--2,5%, soda (natrium karbonat) 10% sebanyak 5--10 ml/liter lateks, dan natrium sulfit 10% sebanyak 5--10 ml/liter lateks.
(Farida Salim)
Sumber: Sapta Bina Usahatani Karet Rakyat, 1996, Balai Penelitian Sembawa - Pusat Penelitian Karet, Sembawa

PEMBENIHAN


SUMBER BENIH DAN REKOMENDASI KLON KARET

Salah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan produktivitas tanaman karet adalah bahan tanam (bibit). Oleh karena itu, maka dalam menyiapkan bibit karet diperlukan perhatian yang khusus dan teknis budidaya yang tepat, baik dalam penyediaan batang bawah maupun pengelolaan batang atas pada kebun entres.

Sumber Benih. Bahan tanam yang direkomendasikan adalah bibit klonal, yang merupakan bahan tanam yang dikembangkan dengan cara okulasi (grafting) antara batang bawah (root stock) dan batang atas (scion) yang unggul. Klon karet di Indonesia dihasilkan oleh lembaga riset baik pemerintah maupun lembaga riset swasta.

Biji yang akan dipergunakan untuk batang bawah berasal dari kebun karet klonal penghasil biji yang mempunyi hasil tinggi. Di Indonesia kebun biji umumnya tersebar pada areal perkebunan besar dan atau proyek pengembangan karet. Syarat kebun sumber biji untuk batang bawah yaitu: terdiri dari klon monoklonal anjuran untuk sumber benih, kemurnian klon minimal 95%, umur tanaman 10-25 tahun, pertumbuhan normal dan sehat, penyadapan sesuai norma, luas blok minimal 15 ha, dan topografi relatif datar.
Rekomendasi Klon 2010-2014
Pemerintah telah menetapkan sasaran pengembangan produksi karet alam Indonesia sebesar 4 juta ton pada tahun 2025. Sasaran tersebut hanya dapat dicapai apabila minimal 85 persen areal perkebunan karet rakyat telah menggunakan klon-klon karet unggul. Pemuliaan karet di Indonesia telah banyak menghasilkan klon-klon karet baru yang unggul sebagai penghasil lateks dan kayu. Potensi ini harus dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh pelaku agribisnis karet dalam rangka meningkatkan produktivitas kebun dan efisiensi usaha. Paradigma berkebun karet untuk menghasilkan lateks dan kayu harus dikembangkan dengan dukungan teknologi yang tepat untuk mewujudkan industri perkebunan karet yang sehat dan berdaya saing tinggi. Tindakan agronomi mulai dari pemilihan bahan tanam, teknik penanaman, pemeliharaan, dan system eksploitas harus mengacu kepada upaya optimasi hasil lateks dan kayu.
Klon Anjuran Komersial:
Klon penghasil lateks: IRR 104, IRR 112, IRR 118, IRR 220, BPM 24, PB 260, PB 3 dan PB 340 Klon Penghasil Lateks-Kayu: RRIC 100, IRR 5, IRR 39, IRR 42, IRR 107, dan IRR 119. Benih anjuran untuk batang bawah: AVROS 2037, GT 1, BPM 24, PB 260, RRIC 100, dan PB 330.
Tanaman sumber biji untuk batang bawah harus memenuhi syarat sebagai berikut: Blok tanaman monoklonal yang luasnya minimal 20 ha setiap blok, umur tanaman antara 10 s.d 25 tahun, dengan kerapatan tanaman ≥ 300p/h, areal tanaman terpelihara dengan baik dengan topografi datar sampai bergelombang, biji yang dapat dimanfaatkan berasal dari perkebunan besar atau proyek-proyek peremajaan karet dengan hamparan yang cukup luas. Klon-klon anjuran lainnya yang sudah dilepas seperti BPM 1, BPM 107, BPM 109, AVROS 2037, GT 1, PR 255, PR 300, PR 303, RRIM 600, dan RRIM 712 masih dapat digunakan, dengan beberapa pertimbangan, antara lain dengan memperhatikan kepentingan pengguna untuk penanaman klon tersebut pada wilayah tertentu dan spesifikasi produk.
Penulis: Lazarus Kanisius Ladja
Sumber: 1. Pedoman Teknis Budidaya Karet 
Direktorat Jenderal Perkebunan 2006
Departemen Pertanian,
2. Rekomendasi klon karet Periode 2010-2014, Muji Lasminingsih, Balai Penelitian Sembawa-Pusat Penelitian Karet.2010

PENANAMAN KARET


Penanaman karet

Tanaman karet ( Hevea brasilliensis ) merupakan tanaman tahunan. Siklus tanaman karet 25 tahunan, yaitu perhitungan masa waktu dibutuhkan tanaman karet yang dimulai dari saat menanam karet dikebun sampai dengan peremajaan karet kembali. Karet mempunyai arti yang penting bagi sebagian kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia sebagai sumber penghasilan petani karet rakyat. Disamping itu tanaman karet juga menjadi harapan tersedianya peluang lapangan kerja bagi penduduk dan sekaligus sebagai salah satu komoditi penghasil devisa bagi negara.

Pemerintah menetapkan tahun 2025 Indonesia mampu menghasilkan produksi karet alam mencapai 4 juta ton/tahun. Sasaran produksi karet akan dapat tercapai bila dilakukan peremajaan tanaman karet. Balai Penelitian Sungai Putih Pusat Penelitian Karet menganjurkan peremajaan tanaman karet menggunakan bahan tanam klon unggul baru dengan penanaman karet dilakukan secara sistim tumpang sari dan sistim monokulture yang dapat menghasilkan produksi karet bermutu tinggi sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh petani yang melakukan penanaman karet rakyat

Sistem Penanaman karet
Sistem penanaman karet ada 2 ( dua ) macam yaitu sistim penanaman karet monokultur dan sistem tumpang sari. Penanaman sistim monokultur merupakan penanaman karet dengan jarak tanam segi tiga, bujur sangkar dan tidak teratur. Pada sistim jarak segitiga dan bujur sangkar dapat dilakukan pada lokasi tanah datar sampai agak datar dengan hasil jarak tanam yang teratur. Sedangkan pada lokasi tanah miring yang diteras menggunakan jarak tanam tidak teratur, karena itu penampakan barisan tidak sempurna dan banyak dijumpai pada perkebunan yang menggunakan jarak tanam tidak teratur Sedangkan pada tanaman karet tumpang sari merupakan pola tradisional perkebunan karet rakyat dengan jarak tanam didalam barisan tanaman dibuat rapat dan jarak tanam antar barisan dibuat renggang agar penyinaran matahari sempurna.

Lahan yang akan ditanami tanaman karet harus disiapkan terlebih dahulu dengan membuat lubang tanam berjarak antar lubang 7 x 3 meter. Pembuatan lubang tanam dimulai dengan mengajir lubang tanam sesuai jarak yang dianjurkan. Jika tanah yang disiapkan bentuk teras kontur jarak antar teras 7 meter ajir yang dipancang pada barisan berjarak 3 meter. Sedangkan pada tanah datar yang tanpa teras pemancangan dilakukan sesuai system penanamannya dengan jarak 7 meter kearah utara selatan dan 3 meter kearah timur barat. Perlu diperhatikan pada tanaman karet yang ditanam pada lokasi kemiringan tanah dibawah 10 %. harus menggunakan larikan dan pada tanah yang kemiringannya lebih digunakan teras.

Pertumbuhan tanaman karet sangat tergantung dari tanah dan iklim.Tanaman karet akan tumbuh dengan baik pada daerah ketinggian 0 - 400 meter diatas permukaan laut paling baik pada ketinggian 0 - 200 meter dan setiap kenaikan 200 meter matang sadap terlambat 6 bulan.. Tanaman karet menghendaki daerah yang bercurah hujan 1.500 - 4.000 mm per tahun dan merata sepanjang tahun dengan jumlah hari hujan.100 - 150 hari hujan. Hujan selain digunakan untuk pertumbuhan karet juga ada hubungannya dengan pemungutan hasil panen karet utamanya pada jumlah hari hujan turun pada pagi hari. Angin juga berpengaruh pada tanaman karet. Angin yang kencang dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman karet. Kondisi lingkungan yang lembab disekitar tanaman karet juga dapat berpengaruh pada penurunan produksi karet..

Selain itu lahan kebun karet juga harus memenuhi persyaratan tanah yang cocok untuk tanaman karet yaitu tanah harus gembur, tidak bercadas dengan PH tanah 3,5 - 7,0 Kedalaman tanaht yang dibutuhkan tanaman karet 1 - 2 meter.
Cara Penanaman bibit
Bibit karet biasanya dihasilkan dari hasi okulasi yang ditanam dari kebun pembibitan atau polybag. Pemindahan bibit dari kebun pembibitan dilakukan dengan cara dibongkar, yaitu menggali parit 50 cm disisi barisan bibit. Selanjutnya bibit dipegang pada bagian atas okulasi dan dicabut. Penanaman tanaman karet harus menggunakan bibit karet yang berakar tunggang satu buah dan lurus, bila lebih harus dipotong. Bibit karet yang digunakan bibit stum mata tidur yang sudah mempunyai 2 - 3 payung daun. Pada daerah yang cukup jauh dari kebun pembibitan perlu adanya perlakuan pada bibit karet dengan cara membungkus bibit karet secara rapat dengan gedebok pisang, serabut kelapa yang disusun selapis demi selapis. Tujuan pembungkusan agar mata tunas atau batang okulasi tidak terjadi kerusakan. Jika bibit okulasi menggunakan polybag pengangkutannya langsung menggunakan polybag. Pembongkaran bibit dilakukan pada saat tanam karet siap untuk ditanam

Penanaman tanaman penutup tanah
Untuk mencegah terjadinya erosi dapat dilakukan dengan penanaman tanaman penutup tanah, selain itu juga dapat melindungi tanah dari sinar matahari langsung, menekan pertumbuhan gulma. Tanaman penutup tanah juga mempercepat matang sadap dan mempertinggi hasil lateks.
Tanaman penutup tanah dapat dipilih dari 3 ( tiga ) jenis tanaman, yaitu tanaman merayap, tanaman semak dan tanaman pohon. Tanaman merayap terdiri atas rumput dan jenis leguminosa seperti Pueraria javanica, Centrosema pubescens dan Calopogonium mucunoides. Tanaman merayap, tanaman semak yang biasa digunakan adalah crotalaria usara moensis, C juncea, C anagyrroides, Tephorosia Candida dan T. Vogelili sedangkan tanaman pohon yang digunakan sebagai tanaman penutup adalah petai cina namun sangatlah jarang kecuali pada daerah daerah yang sering terjadi angin kencang dan serangan babi hutan.
Nani Priwanti Soeharto
Sumber : 1. Panduan Lengkap Karet Penebar Swadaya, 2008

TANAM KARET SISTIM TUMPANG SARI


Penanaman karet sistim tumpang sari

Penanaman karet sistem tumpang sari dapat membantu petani karet rakyat menghadapi masa tidak produktifnya tanaman karet ( 4 - 5 tahun ). Penanaman karet tumpang sari dapat meningkatkan produktivitas per satuan lahan karet yang dikelola petani, selain itu juga berfungsi sebagai pengganti resiko kegagalan panen. Penanaman karet tumpangsari harus direncanakan sejak awal agar tidak terjadi persaingan penyerapan unsur hara. Penanaman karet pola tumpangsari dapat juga dilakukan dengan tanaman pangan selain tanaman tahunan penghasil kayu, obat obatan. Komoditi pangan yang umum ditanam tumpang sari dengan tanaman karet adalah padi gogo, jagung, kacang kacangan dan tanaman hortikultura

1. Padi gogo
Padi gogo ditanam tumpang sarikan dengan tanaman karet umumnya pada tahun pertama dan jarang dilakukan pada tahun berikutnya, karena akan menurunkan hasil produksi padi. Padi gogo yang ditanam tumpang sari dengan karet umumnya berasal dari padi varietas lokal yang sudah beradaptasi dengan kondisi setempat.
Penanaman padi gogo tumpang sari dengan tanaman karet dilakukan dengan cara penugalan, kedalaman penugalan 3 cm. Penanamannya dilakukan awal musim hujan, jika terlambat dapat meningkatkan penyakit blast. Pada lahan tanaman karet yang luas hendaknya dilakukan penanaman padi gogo tumpangsari secara bersaman agar mengurangi terjadinya serangan hama dan penyakit.

Pupuk dasar padi gogo tanaman karet tumpangsari SP36 dengan dosis yang digunakan 125 kg/ha, KCl 75 kg/ha. Pupuk urea diberikan dalam 2 tahap secara larikan atau tugal diantara barisan padi. Penggunaan urea pertama kali dilakukan 2 minggu setelah tanam sejumlah 75 kg/ha pemberian urea yang kedua tanaman padi berumur 6 minggu dengan dosis urea 50 kg/ha.

Panen padi gogo dilakukan umur 110 - 150 hari tergantung dari varietas yang digunakan. Padi gogo tumpang sari siap dipanen dapat terlihat dari pengerasan biji dengan kandungan air mencapai 22 - 25 % dan warna daun bendera menguning. Panen padi gogo tumpangsari dapat dilakukan dengan menggunakan ani ani atau arit dan selanjutnya dilakukan perontokn gabah. Yang perlu diwaspadai pada tanaman padi gogo tumpangsari adalah terjadinya serangan hama yang terdiri dari lalat bibit, penggerek batang dan walangsangit.

2. Jagung
Jagung dapat ditanam tunggal atau tanaman tumpangsari dengan padi gogo diantara tanaman karet. Varietas benih jagung dapat berasal dari benih hibrida atau komposit. Penanaman jagung tanam tunggal maupun pola tumpang sari umumnya dilakukan pada awal musim hujan. Pada jagung tanam tunggal jarak tanam yang digunakan 20 sampai 25 cm X 70 sampai 80 cm, sedangkan pada tanaman jagung pola tumpang sari dengan padi gogo dianjurkan menggunakan jarak tanam 200 - 250 cm X 25 cm tergantung jarak tanam karet. Jumlah barisan jagung yang dapat ditanam digawangan karet umur satu tahun, pada jarak tanam karet 6 x 3 meter dengan jarak tanam jagung 20 x 80 cm adalah 6 baris atau populasi jagung kurang lebih 50.000 tanaman/ha. Jarak barisan jagung terluar dengan barisan karet kurang lebih 1 meter. Pada tanaman karet berumur lebih dari 1 tahun jumlah populasi tanaman jagung kurang lebih 33.500 tanaman/ha dengan jarak tanam jagung 25 x75 cm.
Penanaman jagung yang dilakukan cara tugal, setiap lubang tanam diisi benih 1 biji. Pada lokasi barisan jagung sebaiknya 2 minggu sebelum tanam diberikan kapur pertanian selebar 20 cm dengan dosis yang diperlukan 500 - 1000 kg/ha.
Kebutuhan benih jagung tumpangsari karet 16 kg/ha, sedangkan pada tumpang sari jagung dan padi gogo dengan tanaman karet diperlukan benih jagung 7 kg/ha.
Masa panen jagung pola tumpangsari karet umur 90 - 95 hari setelah tanam dengan mengacu pada ciri kelobot jagung mulai berwarna kuning, biji kering dan mengkilap. Jagung konsumsi kandungan kadar air biji jagung 25 - 35 % sedangkan biji jagung yang akan digunakan sebagai benih kandungan kadar air dibawah 20 % dan disimpan ditempat yang kering.
Nani Priwanti Soeharto
Sumber : Pedoman teknis Budidaya karet ( Good Agricultural Practices) Deprtemen Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan, 2006

MENURUT MANK INFO AYEUNA DI SEKADAU 15 rb akang ? 5 Sept 2011


Sabtu, 24 April 2010 , 08:24:00

Jangan Hentikan Produksi Karet Meski Harga Anjlok

Petani karet.
PONTIANAK – 
Harga karet terus melorot dari Rp 13 ribu menjadi Rp 8 ribu, dan kini Rp 6 ribu per kilogram. Kendati demikian, produktivitas petani diminta tak dihentikan. Peran Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Kalbar ditunggu, untuk mengatur penjualan.
“Harga karet memang turun, tapi masih di atas harga yang paling rendah dari yang pernah terjadi,” kata Ir Idwar Hanis, Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kalbar ditemui usai coffee morning di Kantor Gubernur Kalbar, kemarin (27/10).
Dijelaskan Idwar, dengan harga yang sekarang, tidak terlalu merugikan petani. Hanya saja tidak bisa mendapatkan keuntungan lebih besar. “Kita menganjurkan untuk tidak menghentikan produksi, kita menyarankan pengusaha agar mengatur penjualannya,” papar Idwar.
Pengaturan itu, dimaksudkan Idwar, agar tidak mengurangi pembelian karet dari petani. Pengusaha atau pabrik itu harus melihat kembali peluang-peluang pasar karet.
Karena secara makro, tambah Idwar, perdagangan karet tidak hanya di Indonesia atau Kalbar, tetapi juga Malaysia dan Thailand. Sebagai pemain karet dunia, ini tentunya bisa melihat pasar dan barangkali dapat memberikan efek psikologis terhadap pasar.
Idwar mengatakan, terkait persoalan ini sudah dibicarakan dengan pengusaha karet. “Dan mereka (pengusaha, red) akan membicarakan terlebih dahulu di tingkat pusat, terkait penurunan harga karet ini dan pengendalian penjualan,” ungkapnya.
Lebih baik pengendalian penjualan atau ekspor ketimbang menghentikan produktivitas petani, karena menurut Idwar, kalau petani berhenti berproduksi, ketika harga karet naik, tentu petani akan kewalahan meningkatkan produksi karetnya. “Walaupun secara teknis karet tidak akan rusak kalau berhenti berproduksi. Kalau nyadap (noreh karet, red) dilakukan setelah harga tinggi, jumlah tidak akan banyak,” tuturnya.
Terpisah, Ketua Komisi B DPRD Kalbar bidang perekonomian, Moses Alep mengharapkan Gapkindo Kalbar mengambil peran mengatasi persoalan penurunan harga karet ini. “Jangan hanya memfasilitasi para pengusaha karet saja, petani juga diperhatikan,” katanya kepada Equator di tempat kerjanya, kemarin.
Gapkindo dituntut memberikan solusi mengatasi persoalan karet ini agar petani karet tidak menjadi korban. “Mereka harus berperan, bagaimana agar petani tidak dirugikan. Sangat tidak mungkin petani menghentikan produksinya,” jelasnya.
Dengan penurunan harga karet yang semakin melorot ini, Moses juga mengharapkan petani tidak panik. “Jangan hentikan produksi, karena itu merupakan sumber penghasilan sehari-hari. Kalau itu dihentikan, petani karet itu mau makan apa,” ujarnya. (dik)

KOMODITAS UNGGULAN KALBAR

Karet

Karet

Karet merupakan komoditas unggulan yang memberikan kontribusi terhadap nilai ekspor Kalbar. Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar mencatat, ekspor karet dan barang dari karet di Kalbar pada periode Januari-November 2007 mencapai 319,03 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,9 triliun.
Data Dinas Perkebunan Kalbar menyebutkan, dari total luasan perkebunan karet yang mencapai 513.401 hektar, sekitar 123.365 hektar (24,03 persen) merupakan tanaman muda, 294.852 hektar (57,43 persen) merupakan tanaman produktif, dan 95.184 hektar (18,54 persen) merupakan tanaman tua atau rusak.
Dari luasan 513.284 hektar kebun karet di Kalbar, sekitar 98 persennya dimiliki 259.028 petani dan merupakan sumber kehidupan bagi satu juta jiwa atau sekitar 30 persen jumlah penduduk Kalbar.

DILARANG TANAM SAWIT


Hutan Gambut Dilarang Tanam Sawit

PONTIANAK – 
Pemerintah pusat tidak akan mengeluarkan izin hutan gambut dan hutan alam untuk dijadikan kawasan perkebunan kelapa sawit melalui moratorium sejak tahun ini. Namun izin yang sudah dikeluarkan sebelumnya harus menjadi bahan evaluasi.
Anggota DPRD Kalbar, Suprianto, beranggapan banyak pemerintah daerah mengeluarkan izin perkebunan sawit ini. Namun banyak juga perusahaan tidak bekerja. Karena itu, perlu tindakan tegas dari pemerintah daerah.
“Hal ini pernah terungkap dalam rapat kerja dengan Badan Penanaman Modal Daerah, Dinas Kehutanan dan Perkebunan serta Kadin. Kita minta agar dilakukan inventarisir perusahaan-perusahaan mana yang tidak aktif. Jika ditemukan perusahaan tidak aktif, maka sudah seharusnya harus dicabut izinnya dalam mengelola lahan yang ada di Kalbar,” tegas Suprianto kepada Equator belum lama ini.
Mantan calon bupati Landak ini juga mengingatkan, perlunya antisipasi pemanasan global. Pemerintah harus mulai menggiatkan kembali penanaman pohon yang mampu menyerap karbondioksida (CO2) dengan banyak.
“Saya juga melihat pemimpin daerah yang ada di Kalbar banyak memberikan izin tanpa memandang ekosistem, hutan lindung dan lingkungan. Mestinya pemberian izin jangan hanya untuk perkebunan sawit semua,” kata Suprianto.
Politisi daerah pemilihan Sanggau-Sekadau ini berharap, Kalbar tidak hanya dimasukkan komoditas perkebunan sawit semua. Apalagi masuknya komoditas perkebunan sawit perlu pengkajian secara ilmiah.
Suprianto berpendapat, untuk sementara perkebunan yang memiliki jangka cukup panjang itu baru hanya perkebunan karet. Menurutnya, karet masih dapat dikatakan primadona dan produknya masih menjanjikan bagi seluruh dunia. Mengingat di bagian belahan dunia ini masih memerlukan komoditas karet. Seperti pembuatan ban, sehingga perlu adanya pembuatan pabrik ban maupun barang berupa sintetis yang lainnya.
“Komoditas karet ini sangat bagus. Karena komoditas ini sangat bersahabat dengan lingkungan. Tidak hanya itu, karet juga sangat diperlukan berdasarkan kearifan lokal. Sebab, lahan tanaman karet dapat ditanam dengan tanaman lain. Seperti kopi, kakao dan sebagainya. Sementara ini tidak bisa diikuti perkebunan sawit,” jelas Suprianto.
Namun, sambung dia, jika pemerintah daerah mengabaikan hal tersebut, Suprianto berkeyakinan 30 tahun ke depan, tanah Kalbar akan menjadi gersang dan tandus akibat dipenuhinya lahan perkebunan sawit. Bahkan kemiskinan secara massal pun akan terjadi. Hal ini dikarenakan sawit itu tidak menghasilkan seperti apa yang diharapkan oleh masyarakat maupun perusahaan perkebunan.
“Itu dapat ditinjau masyarakat yang menetap di kawasan perkebunan sawit. Rata-rata lahan yang dimiliki masyarakat itu diagunkan kepada perusahaan sawit hingga puluhan tahun. Akibatnya, masyarakat menjadi penonton. Saat dikembalikan, tanah itu sudah menjadi gersang,” tegas Suprianto. (jul)