Sabtu, 24 April 2010 , 08:24:00
Rabu, 29 Oktober 2008
Jangan Hentikan Produksi Karet Meski Harga Anjlok
PONTIANAK –
Harga karet terus melorot dari Rp 13 ribu menjadi Rp 8 ribu, dan kini Rp 6 ribu per kilogram. Kendati demikian, produktivitas petani diminta tak dihentikan. Peran Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Kalbar ditunggu, untuk mengatur penjualan.
“Harga karet memang turun, tapi masih di atas harga yang paling rendah dari yang pernah terjadi,” kata Ir Idwar Hanis, Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kalbar ditemui usai coffee morning di Kantor Gubernur Kalbar, kemarin (27/10).
Dijelaskan Idwar, dengan harga yang sekarang, tidak terlalu merugikan petani. Hanya saja tidak bisa mendapatkan keuntungan lebih besar. “Kita menganjurkan untuk tidak menghentikan produksi, kita menyarankan pengusaha agar mengatur penjualannya,” papar Idwar.
Pengaturan itu, dimaksudkan Idwar, agar tidak mengurangi pembelian karet dari petani. Pengusaha atau pabrik itu harus melihat kembali peluang-peluang pasar karet.
Karena secara makro, tambah Idwar, perdagangan karet tidak hanya di Indonesia atau Kalbar, tetapi juga Malaysia dan Thailand. Sebagai pemain karet dunia, ini tentunya bisa melihat pasar dan barangkali dapat memberikan efek psikologis terhadap pasar.
Idwar mengatakan, terkait persoalan ini sudah dibicarakan dengan pengusaha karet. “Dan mereka (pengusaha, red) akan membicarakan terlebih dahulu di tingkat pusat, terkait penurunan harga karet ini dan pengendalian penjualan,” ungkapnya.
Lebih baik pengendalian penjualan atau ekspor ketimbang menghentikan produktivitas petani, karena menurut Idwar, kalau petani berhenti berproduksi, ketika harga karet naik, tentu petani akan kewalahan meningkatkan produksi karetnya. “Walaupun secara teknis karet tidak akan rusak kalau berhenti berproduksi. Kalau nyadap (noreh karet, red) dilakukan setelah harga tinggi, jumlah tidak akan banyak,” tuturnya.
Terpisah, Ketua Komisi B DPRD Kalbar bidang perekonomian, Moses Alep mengharapkan Gapkindo Kalbar mengambil peran mengatasi persoalan penurunan harga karet ini. “Jangan hanya memfasilitasi para pengusaha karet saja, petani juga diperhatikan,” katanya kepada Equator di tempat kerjanya, kemarin.
Gapkindo dituntut memberikan solusi mengatasi persoalan karet ini agar petani karet tidak menjadi korban. “Mereka harus berperan, bagaimana agar petani tidak dirugikan. Sangat tidak mungkin petani menghentikan produksinya,” jelasnya.
Dengan penurunan harga karet yang semakin melorot ini, Moses juga mengharapkan petani tidak panik. “Jangan hentikan produksi, karena itu merupakan sumber penghasilan sehari-hari. Kalau itu dihentikan, petani karet itu mau makan apa,” ujarnya. (dik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar